UANG DAN IBADAH

UANG DAN IBADAH
Urusan uang dengan Ibadah kepada Tuhan merupakan suatu hal yang banyak di persoalkan dan tidak jarang terjadi sesuatu yang menjadi persoalan.
Dalam Ibadah memberi persembahan adalah salah satu cara manusia untuk mengucapkan syukur pada Tuhan, lalu bagaimana bagi mereka yang tidak mampu...? Bagaimana caranya bersyukur jika tidak punya uang...?

Semalam Sorang Ibu menangis menemui saya, Ibu ini begitu sedih ditengah kemiskinan nya dan suami sakit dan tidak ada pekerjaan dan hidup harus menumpang kepada sanak keluarga yang mau menerima mereka. ( Kami sudah mengambil tindakan untuk membantu keluarga ini)

Saat Si Ibu pergi  Ibadah pada suatu Gereja yang besar, Si Ibu hanya memasukkan uang persembahan ke Amplop persembahan sebesar Rp 2.000 (Dua ribu) rupiah dan pulang bersama seorang anaknya dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 4 Km, ini dilakukan agar dapat memberi kepada Tuhan walau harus jalan 4 Km dan tidak ada ongkos pulang.

Minggu depan sang Ibu dan anaknya kembali Ibadah ke Gereja yang sama dan memberi persembahan ke Amplop persembahan dengan nilai yang sama yaitu Rp 2.000 (dua ribu).
Di akhir Ibadah ada pengumuman dari Gembala langsung berkata " Zaman sekarang masih ada memberi Rp 2.000 kepada Tuhan...? 
Jika hanya Rp 2.000 lebih baik tidak usah memberi, karena itu artinya menghina Tuhan" (Hal yang sama perna saya dengar langsung dari Gereja berbeda agar jangan memberi Rp.2.000 dalam persembahan, karena dianggap menghina Tuhan)

Wauww....! Pendeta Hebat...? Begitu mengasihi Tuhan...?
Tetapi inilah firman Tuhan...!
Markus 12:41-44
Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. 
Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Bagi Tuhan persembahan tidak di nilai dari jumlah, Memang bagi manusia persembahan terbaik di nilai dari jumlah yang besar (Bahkan jika persembahan itu dari hasil Korupsi bisa juga dikatakan persembahan terbaik...?)

Pendeta ini sepertinya begitu mengasihi Tuhan karena harus memberi persembahan yang banyak ( Berbeda dengan yang terbaik), tetapi hal ini adalah " SALAH" 

Tuhan kita adalah Yesus bukan Mamon, Yesus tidak mempersoalkan jumlah dan nilai yang anda berikan, Dia melihat hati dan ketulusan anda bukan jumlah persembahan anda, bahkan ada orang memberi persembahan besar agar di puji orang, tetapi saya mau ingatkan Tuhan kita Yesus bukan Mamon, maka berilah dengan sukacita, berilah dengan ucapan syukur, berilah menurut kerelaan berilah bukan dengan terpaksa, Tuhan tahu motifasi anda memberi persembahan, maka berilah dengan ucapan syukur dan kerelaan.

2 Korintus 9:7
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Berikan yang terbaik pada Tuhan dan yang terbaik itu bukan berarti yang terbanyak.
Jika seseorang tidak pernah miskin, jika seseorang tida pernah mengalami lapar, jika seseorang tidak pernah di abaikan, maka orang itu tidak akan perna paham apa arti Rp 2.000 bagi seorang yang miskin.

Jangan takut memberi Rp 2.000 kepada Tuhan, Ingat baik-baik, Tuhan kita Yesus bukan Mamon, Amen
#renungan #renunganharian #yesus #mamon

Komentar